Bagi kamu yang bekerja dalam bidang teknologi, pasti udah nggak asing dengan yang namanya Scrum, Sprint, atau Agile sekalipun. Ini merupakan beberapa istilah yang sering digunakan oleh orang-orang yang bekerja di industri teknologi, yang mungkin bisa dibilang menjadi bahasa mereka sehari-hari.

Singkatnya, Agile merupakan suatu konsep. Scrum adalah metode atau proses kerja yang didasarkan pada konsep Agile, dan Sprint merupakan siklus kerja dalam metode Scrum.

Nah, mari kita kenali satu persatu ketiga istilah tersebut!

 

1. Agile

Agile merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasari oleh prinsip pengembangan sistem kerja yang memerlukan adaptasi dengan cepat. Agile mengharuskan kita untuk selalu siap pada perubahan yang akan terjadi, dan bersifat fleksibel ketika menghadapi suatu masalah.

Karena Agile hanyalah sebuah framework yang berisikan prinsip atau sifat untuk mewujudkan penyelesaian masalah secara adaptif, maka penerapan Scrum dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan Scrum, sifat-sifat itu diwujudkan menjadi sebuah langkah-langkah solusi.

 

2. Scrum

Scrum merupakan metode untuk mengatur manajemen dan pelaksanaan proyek. Scrum bisa digunakan untuk pengembangan produk apapun yang bersifat kompleks dan senantiasa berubah.

Scrum membantu koordinasi tim agar lebih terstruktur dan menguatkan komunikasi antar anggota tim. Scrum berguna untuk mempercepat rilis produk kepada user dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Di samping itu, Scrum juga dapat membantu pengerjaan proyek dengan perhitungan cost yang lebih rendah, disesuaikan dengan pertimbangan kepuasan user sebagai fokus utama.

Scrum sebenarnya juga salah satu bentuk penerapan dari metodologi Agile. Agar lebih mudah memahaminya, mari kita coba pakai analogi untuk bisa lebih memahami Agile dan Scrum ya!

 

3. Sprint

Detak jantung dari Scrum adalah Sprint, di mana dalam Sprint, sejumlah pekerjaan yang sudah direncanakan harus diselesaikan oleh tim dan dipersiapkan untuk review. Sprint adalah aktivitas pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tim Scrum dalam periode waktu yang telah ditentukan, biasanya berdurasi selama satu bulan atau kurang.

Tujuan dari Sprint adalah untuk memecah proyek menjadi potongan-potongan berukuran kecil. Hal ini memungkinkan tim untuk merencanakan satu Sprint pada satu waktu dan menyesuaikan Sprint di masa mendatang berdasarkan hasil Sprint yang sudah selesai. Bisa dibilang Sprint adalah work cycle dalam pengerjaan Scrum.

 

Sprint terdiri dari:

1. Sprint Planning Meeting‍

Lamanya perencanaan Sprint harus sebanding dengan lamanya Sprint. Meeting ini yang menentukan apa tujuan Sprint.

2. Daily Scrum

Daily Scrum dilakukan untuk mengulas backlog yang sudah selesai dan membahas masalah atau kendala di hari sebelumnya.

3. Sprint Review

Sprint Review dilakukan untuk memeriksa hasil Sprint dan menentukan penyesuaian di masa depan. Hasil dari Sprint Review adalah revisi yang berisikan item Product Backlog untuk Sprint berikutnya. Product Backlog juga dapat disesuaikan secara keseluruhan untuk menemukan peluang baru.

4. Sprint Retrospective

Dalam Sprint Retrospective, akan dilakukan perencanaan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas. Di akhir Sprint Retrospective, tim Scrum seharusnya sudah mengidentifikasi peningkatan yang bisa diimplementasikan pada Sprint berikutnya.

Biar lebih mudah membayangkan alurnya, mari kita analogikan dengan proses pembuatan menu baru di sebuah restoran.

Tim riset dan manajemen berdiskusi dengan koki restoran untuk merencanakan menu baru (planning) yang kemudian disetujui oleh semua pihak dan dieksekusi oleh para koki. Kemudian, koki menghidangkan hasil masakan kepada customer; meminta pendapat mereka dan mengumpulkan masukan untuk meningkatkan kualitas masakan (review). Setelah koki mengumpulkan feedback, data tersebut yang akan dijadikan bahan untuk mengembangkan masakan selanjutnya (retrospective).

 

Source : https://www.binaracademy.com/blog/mengenali-konsep-agile-scrum-dan-sprint

× Chat with us on WhatsApp